Laman

Jumat, 28 Desember 2012

Seimbang


Ada lagi yang bilang gw sok suci -__-'
Tapi enggak apalah, dari pada lu sok bejad :p
Ada juga yang bilang, "Seimbangin antara dunia sama akhirat, jangan ngejar akhirat terus" -__-'

Yakin kalian yang ngomong gitu udah seimbang antara dunia dan akhirat kalian? Aku sih enggak yakin sama diriku sendiri.
Yuk kita bahas apa arti kata dari seimbang. Kalau dalam ukuran timbangan bisa disebut sama berat, atau sama rata, atau bisa dikatakan secara tidak langsung seimbang sama dengan adil, clear?

Senin, 12 November 2012

Kisah Hijrahku (Part I)

    Banyak orang bertanya alasanku belakangan ini memakai gamis dan kerudung lebar, aku hanya menjawab, “Gua pengen insyaf” sambil tersenyum. Beberapa dari mereka ada juga yang mencecarku dengan bertanya, “Emang kemaren-kemaren belom insyaf?” diiringi dengan candaan yang lain. Dan aku hampir selalu memberikan jawaban yang sama, “Belom, masih belom sempurna. Gua udah capek jadi orang nggak bener, takut tiba-tiba besok gua mati tanpa punya bekal apa-apa buat nangkis api neraka.” Aku berusaha sesabar mungkin menjawab segala macam pertanyaan mereka, walau terkadang ada beberapa yang bertanya dengan nada mencibir. Ada juga yang diam saja, tapi tatapan mata mereka seolah bertanya “Kok pakean lu jadi begini?” dan aku tidak merasa berkewajiban menjawab pertanyaan yang tak diutarakan.

      Karena sudah terlalu banyak yang mengomentari, jadi sekalian saja ku-share ceritanya. Lumayan bisa memenuhi blog-ku yang sudah terlantar. Sempat terpikir ingin buat yang baru, tapi malas. Mau ganti template juga malas, padahal aku sudah bosan melihatnya tak pernah berubah. Curcol detected! Hehe.. okeh, aku mulai sajaa…. Bismillaah…

Sabtu, 20 Oktober 2012

Kenangan Karin

Aku girang bukan main saat Adam akhirnya mengiyakan ajakanku, setelah ratusan kali ia menolak dengan berbagai alasan. Kami pun menentukan waktu dan tempat janjian kami, dan apa yang akan kami lakukan nanti. Ia mengajakku menonton. Kukatakan saja kalau aku tak punya uang lebih. Sebenarnya, itu hanya akal-akalanku untuk mengetahui bagaimana responnya. Dan responnya sesuai dengan harapanku, ia berjanji bahwa ia akan mentraktirku seharian penuh. Adam juga menanyakan kado apa yang kuinginkan karena harinya bertepatan dengan hari ulang tahunku. Sejujurnya, aku tak menginginkan benda apapun darinya. Ia sudah mau bertemu dengaku saja rasanya bahagia sekali. Tapi akhirnya aku menjawab, “Terserah, asalkan jangan barang habis, atau yang gampang rusak, atau yang layu, biar ada kenang-kenangannya.” Jawabku dengan polosnya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu.